SENAM SI BUYUNG
BENTUK CERITA
No
|
Gambar
|
Cerita
|
Uraian Gerak
|
A.
Pemanasan
|
|||
1
|
|
Kehidupan
di Sebuah Taman
Dahulu
kala di sebuah taman yang kecil, hiduplah sekumpulan
ulat yang sedang berjalan melata sambil memakani daun-daun, kelinci yang
sedang berlari dan juga beberapa Bunga Sepatu dan Bunga Mawar.
|
Anak-anak menirukan gerakan ulat yang sedang berjalan
dengan kedua tangan keatas dan berjalan dengan meliukan badan serta menirukan
gerakan kelinci yang sedang berlari dengan kedua tangan berada di samping
telinga dan berlari sambil meloncat-loncat.
|
B.
Inti
|
|||
2
|
B 1. Latihan Normalisasi
|
||
1.
Penguluran
|
|||
|
Pada
awalnya mereka semua bersahabat. Sampai suatu hari, sekuntum bunga
mawar bernama Okit dengan sombongnya berkata.
“Hei para ulat! Jangan terus memakani daun kami!” “Ya benar! Lihat…daun-daun kami jadi rusak, pergi kalian dari taman ini!” sahut bunga mawar lainnya. Akhirnya ulat pergi dan seketika itu tiba-tiba ada angin kencang yang bertiup dan menggoyang-goyangkan daun dan bunga dan tidak sedikit yang berguguran. |
Menirukan gerakan daun dan bunga yang tertiup angin
kencang dengan kedua tangan diulurkan keatas dan badan diliukan ke samping
kanan dan kiri serta ke belakang atas dan ke depan.
|
|
3
|
2.
Pelemasan
|
||
|
Ulat-ulat
merasa sangat sedih. Mereka memang memakani daun-daun bunga di taman itu.
Tetapi jika mereka tidak makan, tentu mereka akan mati kelaparan. Akhirnya
dengan kerendahan hati mereka berniat pergi dari taman itu. Namun sekuntum
bunga sepatu mencegahnya.
“Hei, kalian jangan pergi,” kata Rena si bunga sepatu kepada ulat, “kalian boleh memakan daun kami para bunga sepatu di taman ini.” “Benar, kami rela membagi daun kami kepada kalian,” ucap bunga sepatu lainnya. Saat itu ulat juga diberi nasehat oleh kumbang-kumbang yang sedang beterbangan supaya tidak pergi dari taman. |
Menirukan gerakan kumbang-kumbang yang sedang
beterbangan dengan kedua tangan dikepak-kepakkan atau digerakkan ke atas
bawah.
|
|
4
|
3.
Penguatan
|
||
|
Ulat
sangat berterimakasih atas kebaikan bunga sepatu dan berkata.
“Terimakasih, kalian telah menolong kami.” Akhirnya di taman itu bunga mawarlah yang paling indah karena daun mereka utuh. Terkadang beberapa bunga mawar mengejek bunga sepatu yang daun-daunnya bolong akibat dimakani ulat. Mendengar ejekan itu semut-semut berumunan langsung berjalan dengan hentakan yang kuat dan berkata “jangan sombong nanti akan tahu akibatnya” dan seraya menggigit mawar. Suatu ketika, seorang manusia mendatangi taman itu. Dia sangat senang bunga mawarnya bagus tetapi mawar sedih karena diambil oleh manusia dan terpisah dengan keluarganya. Dan berkata: “Aku hebat (sambil kedua tangan ditepukan ke dada berkali-kali) bisa menanam bunga dengan bagus aku akan mengambil beberapa bunga disini. Oh tidak…bunga-bunga sepatu ini daunnya dimakani ulat. Aku ambil lima bunga mawar ini saja, daunnya masih bagus.” |
Menirukan semut-semut yang berjalan dengan kedua kaki
di hentakan saat berjalan serta menirukan gerakan manusia yang berkata aku
hebat dengan kedua tangan ditepukkan berkali-kali di dadanya.
|
|
5
|
4.
Pelepasan
|
||
|
“Kami
harus berterimakasih kepada kalian. Kalau daun kami tidak dimakani kalian,
mungkin kami juga diambil oleh manusia seperti lima bunga mawar itu.”
Di taman itu kini hanya tersisa lima bunga mawar. Mereka berlima takut akan diambil juga oleh manusia. Akhirnya mereka menyadari kesombongannya dan berkata. “Kalian para ulat, kami mohon maafkanlah kesombongan kami. Kalian sekarang boleh memakan daun kami. Kami takut akan dicabut dari tanah seperti kelima saudara kami.” Akhirnya ulat lega sambil menghirup nafas panjang dan dihembuskan perlahan seraya berkata “sudah tidak apa-apa kamu akan tetap jadi sahabatku”. |
Anak-anak menghirup nafas panjang kemudian dilepaskan
secara perlahan-lahan dan dilakukan secukupnya.
|
|
6
|
B 2. Keseimbangan
|
||
|
Okit
berkata :”Bukankah sesama makhluk hidup kita harus saling tolong-menolong?”
Rena si bunga sepatu menjawab. “Itu benar Kit. Bisa-bisa beberapa waktu kedepan bunga-bunga di sini akan habis dicabuti oleh manusia.” Mendengar perkataan kedua bunga itu ulat-ulat sangat terharu dan seekor ulat menjadi bersemangat untuk berkata. “Terima kasih para bunga, kalian sangat baik kepada kami,” teriak Hili berkaca-kaca, “kelak kami akan membalas jasa kalian!” Beberapa hari berlalu, setelah ulat memakan daun-daun bunga mawar dan bunga sepatu, mereka bersepuluh berubah menjadi kepompong. Dalam beberapa minggu kepompong itu menetas dan ulat-ulat itu berubah menjadi kupu-kupu yang sangat indah. Para bunga takjub melihat perubahan itu, dan salah satu dari mereka berkata. “Wah…kalian telah berubah wujud! Kalian kini bersayap dan indah sekali kalian bisa terbang dan tertiup mengikuti arah angin!” |
Menirukan kepompong yang diam kemudian bergerak sedikit
melepaskan diri dari kepompong dengan menggerakan tangan dan kaki secara
perlahan dan setelah itu menirukan gerakan kupu-kupu yang terbang tertiup
angin dengan kedua tangan lurus ke samping dan meliukkan badan ke kanan dan
ke kiri.
|
|
7
|
B 3. Kekuatan dan Ketangkasan
|
||
|
“Terima
kasih, “ kata Hili yang kini telah menjadi kupu-kupu, “Sekarang kami akan
memenuhi janji kami. Kami akan membalas jasa kalian.”
Sepuluh kupu-kupu itu menolong bunga menyebarkan benihnya. Mereka menggunakan kemampuan terbangnya untuk menyebarkan benih-benih bunga mawar dan bunga sepatu secara merata di taman itu. Bunga-bunga sangat berterimakasih kepada kupu-kupu. Kini kupu-kupu tidak lagi mendapatkan daun dari bunga, tetapi madu yang sangat manis dan lebih enak daripada daun. Tetapi ketika akan menyebarkan bunga kupu-kupu itu di ganggu oleh burung karena saling berebutan menghisap madu. Akhirnya segerombolan kupu-kupu menghempaskan-hempaskan sayapnya ke burung itu dan dengan dibantu segerombolan semut merah si burung pun terbang. |
Menirukan hempasan sayap kupu-kupu dengan kedua tangan
dilurus ke depan dan digerakkan ke arah depan serta tangan lurus ke samping
dan digerakkan ke atas bawah. Dan menirukan burung yang terbang guna
menghindari serangan dari kupu-kupu dan semut merah dengan kedua tangan ke
samping dan di gerakkan ke atas bawah dan gerakkan kaki zig-zag.
|
|
8
|
B 4. Jalan dan Lari
|
||
|
Berkat
pertolongan sepuluh kupu-kupu, beberapa minggu kemudian jumlah bunga di taman
itu bertambah. Kini di taman itu terdapat ratusan bunga mawar dan bunga
sepatu. Kehidupan di taman itu menjadi penuh dengan kebahagiaan.
Namun di tengah kebahagiaan itu, tiba-tiba seorang manusia kembali datang. Kelinci berlari untuk bersembunyi, kumbang dan kupu-kupu terbang menjauh, semut-semut bergerombolan bersembunyi di batang pohon, dan seluruh penghuni taman itu pasrah jika ada bunga yang akan dicabut lagi oleh manusia itu. “Kenanglah taman ini meskipun kalian dicabut olehnya!” teriak Okit kepada seluruh bunga. Perkataan Okit itu menguatkan hati para bunga untuk tetap kuat. Ketika mereka sudah siap menerima keadaan, manusia itu justru berkata. “Oh Tuhan, taman ini sekarang indah sekali! Bunga-bunganya jauh lebih banyak dan sekarang ada kupu-kupu yang mengitarinya. Aku akan menjaga bunga-bunga ini”, sambil berjalan mengitari taman dengan menyirami bunga-bunga. |
Menirukan Kelinci yang berlari cepat untuk bersembunyi
yaitu dengan kedua tangan berada di samping telinga dan berlari bersembunyi.
Dan menirukan gerakan semut yang berjalan bergerombolan
yaitu dengan berjalan saling berurutan satu-satu.
Serta menirukan manusia yang sedang berjalan sambil menyirami
bunga-bunga yaitu dengan kedua tangan
seolah-olah membawa tempat air untuk menyiram bunga dengan berjalan mengitari
taman.
|
|
9
|
B 5. Lompat dan Loncat
|
||
|
Manusia
itu kemudian pergi tanpa mencabut sekuntum bunga pun. Seluruh penghuni taman itu bersorak-sorai gembira karena tidak ada
yang berpisah. Mendengar sorak sorai yang begitu meriah katak penasaran dan
pergi ke taman itu, si katak ikut merasa senang karena semua penghuni taman
sedang berceria. Seluruh bunga mawar, bunga sepatu, dan kupu-kupu kini
hidup bahagia. Sampai saat ini, itulah alasan mengapa kupu-kupu mau membantu
menyebarkan benih bunga, yaitu untuk membalas jasa bunga yang telah memberi
mereka daun.
|
Gerakan bersorak-sorai gembira yaitu dengan kedua
tangan ke atas dan meloncat-loncat ke atas.
Menirukan gerak katak yaitu dengan berjongkok dan
meloncat-loncat seperti katak.
|
|
10
|
Pendinginan
|
||
|
Akhirnya kehidupan yang ada di taman bahagia. Tidak ada
lagi kesombongan diantara mereka, semua menyadari kalau hidup itu saling
membutuhkan dan tolong-menolong. Seketika itu hujan pun tiba, taman itu
terlihat lebih indah dan katak ikut
meramaikan kebahagiaan di taman itu dengan suara khasnya. Sehari setelah
hujan bunga-bunga bermekaran, kupu-kupu yang indah hinggap di atasnya, burung-burung berkicau dengan merdunya
semua penghuni taman ceria. Sang
pemilik senang karena tamannya begitu indah dan senantiasa berkeliling di
pagi dan sore hari untuk memberi pupuk ataupun menyirami taman itu.
|
Anak-anak menirukan suara katak “ thek dhung thek
dhung”.
Kemudian menirukan suara burung “ cit ciit ciit cuit
cicit cuit cicit cuit”.
Berjalan mengelilingi taman untuk memberi pupuk dengan
kedua tangan memegang wadah pupuk dan berjalan sambil menaburi pupuk
tersebut.
|
SENAM SI BUYUNG BENTUK CERITA
Disusun Guna Memenuhi Salah
Satu Tugas Mata Kuliah Aktivitas Ritmik
Disusun
oleh :
1.
Anugraheni May AA 10604224143
2.
Abdul Fattah Birrizky 10604224144
3.
Jatu Kartika Sari 10604224147
4.
Sefri Bayu Adi 10604224157
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR PENJASKES
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2011
Salam kenal ... Infoya sangat membantu sekali...
BalasHapusMau tanya untuk Senam Si Buyung Ini mulai di kenalkan di indonesia th berapa ?
apah ada Musik pengiringnya juga ?
dan klo mau beli baju senam terbaru dan Hrg Terjangkau di Yogyakarta dimana ya...?
Mohon Pencerahannya...